1. Ketika
Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk,
datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
2. Maka
Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
3. "Berbahagialah orang yang miskin di
hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga
4. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena
mereka akan dihibur.
5. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena
mereka akan memiliki bumi.
6. Berbahagialah
orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
7. Berbahagialah
orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
8. Berbahagialah
orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
9. Berbahagialah
orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
10. Berbahagialah
orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya
Kerajaan Sorga.
11. Berbahagialah
kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala
yang jahat.
12. Bersukacita
dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah
dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."
13. "Kamu
adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
14. Kamu adalah
terang dunia. Kota
yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
15. Lagipula
orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di
atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
16. Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu
yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
(MATEUS 5:1-16)
PENGAJARAN KHUSUS BAGI MURID-MURID
PENGAJARAN KHUSUS BAGI MURID-MURID(Bacaan Injil Misa Kudus, Peringatan S. Margareta Maria Alacoque, Jumat 16-10-09)
Yesus mengajar para murid-Nya dengan hati-hati tentang jalan Kristiani. Dalam pengajaran-Nya, Yesus mengatakan bagaimana, sebagai murid-murid, mereka harus menghadapi oposisi internal maupun eksternal. Yesus menyadari bahwa para murid-Nya harus mengenal kasih Allah dan menaruh kepercayaan pada pemeliharaan-Nya atas diri mereka, kalau mereka mau tetap teguh ketika dicobai. Para murid harus menunjukkan rasa hormat kepada Allah, karena hanya Dia sendirilah yang dapat menghakimi.
Semua ini memberikan latar-belakang dari apa yang dikatakan Yesus kepada para murid-Nya agar mereka menghindarkan diri dari ‘rag’ orang Farisi, yaitu kemunafikan (Luk 12:1). Yesus menggunakan ‘ragi’ dalam ajaran-Nya sebagai suatu gambaran kemunafikan. Roti diragikan ketika sepotong adonan-tua (yang telah disimpan dalam juice untuk fermentasi) dicampur ke dalam sejumlah adonan baru. Namun apabila proses fermentasi dibiarkan terlalu lama, roti yang baru akan rusak. Salah satu penyebab keberhasilan pekerjaan seorang pembuat roti adalah untuk mencegah jangan sampai proses fermentasi ini terlalu lama. Dengan menggunakan gambaran ‘ragi’ ini, Yesus ingin mengatakan bahwa ajaran-ajaran orang Farisi pada tingkat tertentu memang sangat persuasif, namun para murid-Nya harus selalu waspada agar jangan sampai ‘terjebak’ oleh tipu-daya dan semangat kaum Farisi yang menggiring orang-orang kepada kesesatan. Pada waktu yang baik dari Allah sendiri, posisi keliru dari orang-orang Farisi akan diungkapkan.
Yesus ingin agar para murid-Nya mengetahui bahwa mereka dapat menaruh kepercayaan kepada pemeliharaan Bapa atas diri mereka. Dia mengatakan kepada mereka, bahwa sang Pencipta tidak melupakan apa saja, bahkan Dia tidak lupa kepada burung-burung pipit yang begitu murah harganya (lihat Luk 12:6). Kalau Allah memperhatikan burung-burung pipit, tentunya Dia juga lebih memperhatikan anak-anak-Nya, murid-murid Yesus. Ketika Lukas mengungkapkan ini dalam Injilnya, mungkin sekali dia sedang memikirkan dan merenungkan tekanan-tekanan serta beban yang ditimpakan di atas pundak orang-orang percaya pada waktu itu (umat Kristiani perdana), yaitu tekanan agar supaya mereka menyangkal iman-kepercayaan mereka kepada Yesus Kristus. Adalah penting bagi para murid di awal sejarah Gereja (juga bagi kita hari ini) untuk tidak takut kepada apa dan siapa saja, karena Allah memperhatikan serta memelihara kita yang begitu berharga di mata-Nya, jauh lebih berharga daripada burung-burung pipit.
‘Ragi’ orang-orang Farisi dan pengaruh negatifnya bertolak-belakang dengan kasih Allah kepada umat-Nya. Kita harus sadar bahwa kasih Allah bagi kita itu tak dapat diukur, dan kita harus terus belajar menaruh kepercayaan kepada-Nya. Pada zaman modern ini juga masih ada banyak ‘orang Farisi’, termasuk dalam masyarakat kita sendiri di Indonesia. Yang mereka teriak-teriakkan adalah nama ‘Allah’ yang kudus, namun seringkali yang sungguh disembah oleh mereka adalah ilah-ilah, yaitu berhala-berhala dalam berbagai bentuk: ‘rasa sok-suci’, ‘sok bener sendiri’, ‘kesombongan rohani’ dan lain sebagainya (catatan: terlalu banyak, nanti tidak muat).
DOA: Bapa surgawi, ajarlah kami untuk mengenal kasih-Mu. Semoga kasih-Mu itu menjadi mercu-suar yang akan menarik kami semua kepada-Mu. Tolonglah kami agar selalu menjauhi cara-cara dunia yang melenceng dari jalan-Mu dan korup. Amin.
Pada tahun 1671, ketika berumur 24 tahun, Margareta bergabung dengan para suster Visitasi di biara Paray-le-Monial, dekat Lyons, Perancis Selatan, setelah mengalami perang batin antara perasaan berat meninggalkan ibunya yang sering sakit itu dan niat untuk mengabdi Tuhan secara penuh. Namun dalam biara pun penderitaan Margaret tidak berkurang. Banyak kegagalan dalam pelaksanaan tugas yang diberikan kepadanya. Seringkali dia dimarahi meskipun tidak melakukan kesalahan, seakan tidak ada yang senang melihat suster muda ini. Namun demikian Margareta menjalani semua itu dengan penuh kesabaran dan tanpa mengeluh. Suster Margareta Maria mengucapkan kaul kekal pada bulan November 1672. Antara Desember 1673 dan 1675, dia berjumpa dengan Yesus lewat beberapa penampakan ilahi. Yesus meminta kepadanya untuk menjadi rasul menganjurkan kebaktian kepada Hati Kudus Yesus. Menghadapi kritik-kritik dari komunitasnya sendiri pada awalnya, suster Margareta Maria maju terus dengan penuh ketekunan serta ketaatan kepada perintah Guru dan Tuhannya. Dia dikanonisasikan oleh Paus Benedictus XV pada tahun 1920.
Setiap tahun, sekitar 400.000 peziarah mengunjungi kota Paray-le-Monial. Tujuan mereka adalah sebuah kapel di mana Santa Margaret Maria Alacoque mendapat penampakan-penampakan Yesus. Kapel itu dibangun di tahun 1633 untuk kebutuhan doa para suster Visitasi. Ukuran panjangnya hanya 23m x 8 m lebar. Suasana di dalam kapel khidmat. Di dinding terlihat gambar besar. Kristus menyinarkan nyala api, seperti dikatakan dalam Kitab Suci, Allah adalah “Sebab YHWH, Allahmu, adalah api yang menghanguskan” (Ul 4:24). Di sekeliling Kristus digambarkan para kudus dari Kongregasi Visitasi serta beberapa rasul Hati Yesus. Semuanya “memandang kepada Dia yang telah ditikam.” Di sebelah kanan atas kita melihat Santa Perawan Maria, pelindung kongregasi Visitasi, Sang Ibu yang telah mendalami hasrat serta penderitaan Hati Yesus dengan sedalam-dalamnya. Di bawahnya ada Santo Paulus yang telah berbicara begitu baik tentang kasih Kristus; kemudian Santo Fransiskus de Sales dan Santa Yohana de Chantal, yang bersama-sama mendirikan Kongregrasi Visitasi. Lalu ada juga gambar Pater Mateo Crawley-Boevey. Di sebelah kiri ada Santo Yohanes Rasul sebagai saksi mata terpercaya yang telah melihat darah dan air memancar keluar dari Hati Yesus. Berikutnya ada Santo Fransiskus dari Assisi yang telah dipilih oleh suster Margareta Maria sebagai pembimbing rohani; Santo Yohanes Eudes, yang telah mempromosikan kebaktian kepada Hati Yesus dan Maria; Beato Claude La Colombière (Yesuit) dan Charles de Foucauld (1858-1916), martir di Gurun Sahara, sebagai wakil kebaktian modern kepada Hati Yesus yang lebih bersifat Ekaristis.
PENYERAHAN PRIBADI KEPADA HATI KUDUS
Aku ……………… (nama) menyerahkan dan mempersembahkan diriku, hidup, karya, usaha, serta penderitaan dan kegembiraanku kepada hati kudus Yesus. Sejak saat ini, dengan segala kekuatanku serta bantuan-Mu, aku akan berusaha menghormati, memuji, dan mencintai hati kudus Yesus. Dengan seluruh tenagaku, aku akan berusaha menjadi milik-Nya. Aku akan menolak segala perbuatan yang tidak berkenan di hati-Nya. aku memilih hati kudus Yesus sebagai devosi utama penghormatanku, sebagai pelindung hidup dan jaminan keselamatanku, sebagai obat untuk menyembuhkan kekurangan serta kegoyahan sikapku, untuk menyilih dosa-dosa dari seluruh hidupku dan untuk memperoleh bantuan di saat ajalku.
Hati Yesus yang penuh kebajikan, jadilah penyilih dosa-dosaku serta perisai terhadap murka Allah atas diriku. Hati Yesus yang penuh cinta, seluruh harapanku kupasrahkan pada-Mu.
Lindungilah aku terhadap si jahat, kuatkanlah kehendakku. Hancurkanlah segala sesuatu di dalam hatiku yang tidak berkenan di hati-Mu dan apa saja yang melawan Dikau.
Semoga Cinta Ilahi-Mu meresap sedalam-dalamnya dalam hati sanubariku agar aku tak pernah meninggalkan Dikau dan berpisah dari pada-Mu.
Karena cinta-Mu yang tak terbatas, aku mohon dengan sangat, goreskan namaku di dalam hati-Mu sebab Engkaulah satu-satunya kerinduan, kebahagiaan, serta kebanggaanku. Aku mau hidup dan mati sebagai anak-Mu. Amin.
(SANTA MARGARETA MARIA ALACOQUE)
1. apa saja yang kurenungkan
a. Yesus mengajarkan para murid mengenai karakter sejati murid Tuhan, yaitu menyadari diri miskin di hadapan Tuhan
b . Yesus mengajar mengenai panggilan misi para murid, yaitu menggarammi dan menerangi dunia ini agar melalui mereka dunia mengenal memuliakan Bapa ( Mateus 5:13-16)
2. apa pesan Allah yang di sampaikan kepada kita?
a.Sumber kebahagiaan ada pada Tuhan sendiri
b. karakter murid Tuhan merupakan perwujudan dari karakter Allah
inilah saya persembahkan kepada pembaca, semoga bermanfaat kepada saudara-saudari
Saya ucapkan selamat hari minggu.
(lukas pardomuan hutasoit, S.Pd.K)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar