SILABUS
MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI
PEKERTI
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas /Semester : X
Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI 4: Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar
|
Materi Pokok
|
Pembelajaran
|
Penilaian
|
Alokasi Waktu
|
Sumber Belajar
|
1.1 Mensyukuri karunia Allah bagi dirinya yang
terus bertumbuh sebagai pribadi dewasa
2.1. Mengembangkan
perilaku sebagai pribadi yang terus bertumbuh menjadi dewasa
3.1. Mengidentifikasi ciri-ciri pribadi yang terus bertumbuh menjadi dewasa
4.1 Menunjukkan ciri-ciri pribadi yang terus bertumbuh menjadi dewasa
|
Menjadi manusia dewasa dalam iman
- Bertumbuh menjadi dewasa
|
Mengamati
· Mengamati
perbedaan yang dialami ketika sudah duduk di kelas X, dibandingkan dengan di
kelas IX.
Mempertanyakan
· Perbedaan
antara orang yang dewasa dengan yang belum dewasa.
Mengeksplorasi
· Merumuskan,
apa saja ciri-ciri orang yang sudah dewasa.
· Mewawancarai dua orang
dewasa yang dijadikan panutan, tentang pengalaman yang menolong mereka untuk
tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab.
· Membayangkan, apa
jadinya bila orang bertambah usia, tetapi tidak menunjukkan ciri-ciri sebagai
orang dewasa.
· Melakukan kajian
tentang perilaku seorang yang berkepribadian matang dalam diri Tuhan Yesus,
tokoh-tokoh Alkitab lainnya, dan melalui Mazmur 90, menyimpulkan, apa saja hal-hal yang harus
dilakukan untuk menjadi dewasa dan bertanggung jawab.
· Mendiskusikan
isu-isu yang dihadapi sebagai orang yang berangkat menjadi dewasa.
Mengasosiasikan
· Mencocokkan
ciri-ciri orang yang sudah dewasa yang diperoleh dari hasil eksplorasi,
dengan tabel yang berisi daftar ciri-ciri orang dewasa, yang terdiri dari 5
aspek: jasmani, intelektual, emosi, sosial, moral/ spiritual.
· Memberikan contoh-contoh pribadi
dewasa dari kisah-kisah yang diambil dari media massa/internet.
Mengomunikasikan
· Mengutarakan
ciri-ciri mana yang ditemukannya pada orang-orang dewasa yang ada di
sekitarnya.
· Melaporkan hasil
wawancaranya di kelas.
· Membuat komitmen untuk mengembangkan kepribadian yang
matang berdasarkan tanda-tanda manusia yang bertumbuh sebagai pribadi dewasa. Teks Alkitab acuan:
-
1 Korintus 13:11
-
1 Timotius 4:12
-
Yakobus 5: 12
· Membagikan apa yang
dipelajari tentang ciri-ciri orang dewasa, kepada orang-orang lain di
sekitarnya (rumah, lingkungan).
|
Tes:
1.
Tes tertulis
tentang ciri-ciri pribadi yang dewasa.
2.
Tes tertulis tentang pesan Alkitab mengenai tugas sebagai orang dewasa
yang bertanggung jawab.
Tugas:
3. Peserta didik mewawancara dua orang
dewasa, untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang membuat mereka bertumbuh
menjadi orang yang bertanggung jawab.
4. Peserta didik membuat sebuah komitmen untuk
mengembangkan kepribadian yang
matang dalam hal:
jasmani, intelektual,
emosi, sosial, dan moral/spiritual dalam bentuk: penilaian diri, karya seni, karya tulis
atau unjuk kerja lainnya.
5. Peserta didik membuat
doa syukur untuk pemeliharaan Allah yang membuat dirinya terus bertumbuh
menjadi dewasa.
Hasil karya
6.
Peserta didik melaporkan hasil observasinya dalam bentuk tabel yang
berisi perbedaan antara orang dewasa dengan yang belum dewasa.
Portofolio:
7.
Peserta didik menuliskan isu-isu yang dihadapi dirinya sebagai
orang yang berangkat menjadi dewasa.
|
21 JP
(7 x 3 JP)
|
Alkitab, Standar Isi, Buku Siswa, Buku
Guru, dan artikel majalah atau buku tentang menjadi dewasa
|
1.2 Menghayati nilai-nilai
Kristiani:
Kesetiaan, Kasih dan Keadilan dalam kehidupan sosial
2.2 Meneladani
Yesus dalam mewujudkan nilai-nilai Kristiani: Kesetiaan, Kasih dan Keadilan dalam kehidupan
3.2. Memahami makna nilai-nilai Kristiani: Kesetiaan, Kasih dan Keadilan dalam kehidupan
4.2
Menerapkan nilai-nilai Kristiani: Kesetiaan, Kasih dan Keadilan dalam kehidupan
|
-
Makna kesetiaan, keadilan,
dan kasih
-
Nilai kristiani dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
|
Mengamati
· Mengamati
(atau melakukan studi kasus) dari pengalaman, dan dari berbagai sumber belajar
lainnya, seberapa jauh ada wujud kesetiaan, kasih, dan keadilan di
masyarakat.
Mempertanyakan
· Melakukan
kunjungan ke kantor pemerintah/Lembaga Hukum, untuk mendapatkan informasi,
bagaimana kantor-kantor tersebut mempraktekkan kesetiaan, kasih dan
keadilan. Kegiatan ini bisa dipakai
sebagai konfirmasi terhadap apa yang sudah ditemukan dari tugas mengamati
sebelumnya.
Mengeksplorasi
· Menggali
dari Alkitab, tentang makna kesetiaan, kasih dan keadilan seperti yang
diajarkan para nabi dan Tuhan Yesus.
· Mendalami kembali
nilai-nilai Kristiani, seperti buah-buah roh (kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri) yang sudah pernah diekplorasi pada kelas 7. (Teks.Alkitab
yang dipakai: Ul. 16:19-20 ;
Maz. 106 : 3 ; Ams. 21:15, 29:4 ; Yes 56 :1 ; Yer 22:3; Mat. 23:23 ; Roma
3:25-26.; Yoh 15:11-14 ; Filipi 2:5-8. Gal. 5: 22.)
· Melakukan
kajian dengan menggunakan berbagai sumber, apa kerugian bila nilai-nilai
kesetiaan, kasih dan keadilan tidak diterapkan, dan sebaliknya, apa
keuntungannya bila nilai-nilai itu diterapkan. Pemahaman terhadap nilai kristiani secara
gradual lebih diperdalam untuk mengangkat esensi terdalam dari nilai-nilai
kristiani, yaitu bagaimana mewujudkannya dalam kehidupan remaja, terutama
bagaimana melakukan kebaikan bagi orang lain yang dilandasi oleh kasih dan
kerelaan untuk berkorban.
· Membuat
kesimpulan, mengapa nilai-nilai kesetiaan, kasih dan keadilan perlu
diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, dalam berbagai unjuk kerja (puisi,
tulisan di majalah, dsb.).
Mengomunikasikan
· Merumuskan
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam 3 bulan mendatang: bagaimana
mewujudkan nilai kesetiaan, kasih, dan keadilan seperti yang telah
diteladaninya dari para nabi dan Tuhan Yesus.
|
Tes:
1. Tes tertulis (seperti menulis esai) tentang keadilan, kasih yang
berkorban, kesetiaan dan keterhandalan sebagai nilai-nilai Kristiani.
Tugas:
2. Peserta didik bermain peran tentang
membiasakan diri mewujudkan nilai-nilai Kristiani dan guru menilai aspek
isi, alur, penokohan, ekspresi, dan penghayatan.
3. Peserta didik
menuliskan refleksinya tentang kasih dan keadilan dengan menggunakan Mat 5: 14-30 ; Maz 71:22 ; Maz. 89 :
1-9 ; Rm. 2:18 ; Ams 3:26 atau ayat-ayat lainnya.
4. Peserta
didik merumuskan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam 3 bulan mendatang:
bagaimana mewujudkan nilai kesetiaan, kasih, dan keadilan seperti yang telah
diteladaninya dari para nabi dan Tuhan Yesus.
Portofolio
5. Menuliskan
laporan hasil kunjungan ke kantor pemerintah/Lembaga Hukum yang ada di
lingkungannya.
6. Peserta
didik diminta melaporkan hasil pengamatan (atau hasil studi kasus) tentang
bagaimana kesetiaan, kasih, dan keadilan diwujudkan di masyarakat.
Self-assessment:
7. Peserta didik melakukan
refleksi tentang penerapan nilai-nilai kesetiaan, kasih, dan keadilan dalam
kehidupannya melalui lagu, cerita, kesaksian, dan
unjuk kerja lainnya.
|
18 JP
(6 x 3
JP)
|
Alkitab, Standar Isi,
Buku Siswa, Buku Guru, koran/majalah, dan informasi dari Kantor Pemerintah/ Lembaga
Hukum
|
1.3
Mensyukuri
karunia Allah melalui kebersamaan
dengan orang lain tanpa kehilangan identitas.
2.3 Bersedia
hidup bersama dengan orang lain tanpa
kehilangan identitas.
3.3 Menjelaskan
makna kebersamaan dengan orang lain tanpa kehilangan identitas
4.3 Menjalani
kebersamaan dengan orang lain tanpa
kehilangan identitas
|
-
Karunia Allah
dalam kepelbagaian
-
Persahabatan yang sejati.
-
Pacaran yang sehat menurut iman kristiani.
-
Diriku bersama dengan
orang lain
|
Mengamati
· Mengamati kemajemukan yang ditemukan di lingkungan dan di masyarakat: dari segi suku/adat
istiadat, makanan, bahasa/ dialek, agama, dsb. Melaporkan hasil pengamatannya melalui berbagai penampilan seperti: pakaian adat,
makanan khas, nyanyian daerah, logat bahasa daerah, gambar-gambar rumah
ibadah dan ritual agama dari masing-masing agama.
Mempertanyakan
· Mempertanyakan untung
dan ruginya memiliki kemajemukan seperti itu bagi bangsa dan negara
Indonesia.
Mengeksplorasi
· Membagikan suka-duka dalam pengalamannya menjalin hubungan pertemanan dan
persahabatan.
· Melakukan curah pendapat tentang
pacaran yang sehat dalam kehidupan mereka sebagai remaja. Dapat dimulai
dengan berbagi cerita tentang alasan menyukai seseorang/alasan jatuh
cinta.
· Mendiskusikan tentang pacaran dalam
Iman Kristen (teks pembanding: I Korintus 3:16-17 ; 6: 18-20 ; Roma 1:24-29).
Cerita Alkitab pembanding adalah Kisah Simson dan Delila.
· Mendiskusikan bagaimana
caranya membangun hubungan pacaran
yang baik dan bertanggungjawab.
· Mengkaji prinsip-prinsip persahabatan yang Yesus teladankan, yang
membuat identitas diri-Nya makin nampak, antara lain:
-
melayani dengan
merendahkan diri Yoh 13:15
-
saling
mengasihi Yoh. 15:12-17;
-
percaya
dengan memberikan kesempatan Yoh.
18:12-27.
-
· Mengkaji tentang pentingnya memelihara identitas diri
sebagai pribadi dan remaja Kristen di tengah keberagaman berdasar pada
kehidupan Nuh ( Kejadian 6:9, 11,12) dan Salomo (I Raja-raja 11:38) ;
(Bandingkan beberapa bagian Firman Tuhan
Roma 1:17, Yeh. 18:19-20, Galatia 2 :14, II Petrus 2:4-10, I Yoh. 1 :
6 , I Yoh. 5:20, III Yoh. 1:3
Mengasosiasikan
· Tentang hakekat pertemanan
dan persahabatan yang dapat dijalin tanpa melunturkan kepribadian.
· Menemukan makna persahabatan dalam
kehidupan umat Kristiani melalui pemahaman atas teks-teks Alkitab
berikut: Amsal 17:17, I Samuel 18, 20.
Yohanes 15 : 13.
Mengomunikasikan
· Memberikan pendapat setelah membaca
kasus dari surat pembaca tentang kekerasan dalam berpacaran.
· Membuat sebuah poster tentang pacaran
yang sehat sesuai iman Kristen sebagai wujud komitmen mereka
untuk membangun hubungan pacaran yang sehat.
· Membuat sebuah cerita dengan tema “REMAJA KRISTEN DI TENGAH KEBERAGAMAN” sebagai bentuk ungkapan pemahaman
akan iman Kristen yang dewasa.
|
Tes:
1.
Secara tulisan tentang pentingnya identitas diri sebagai sikap iman
Kristen yang dewasa di tengah keberagaman dan tiga contoh bagaimana ini dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Prinsip persahabatan yang diajarkan Yesus.
3.
Berikan contoh apa yang dilakukan Tuhan Yesus untuk sahabatNya.
Tugas:
4.
Presentasi dengan cara yang unik mengenai hasil pengamatan terhadap
kemajemukan yang ditemukan (misalnya membawa makanan atau pakaian yang khas
dari budaya tertentu, foto-foto tentang daerah tertentu, dsb.)
5.
Portofolio (dipilih minimal 3 dari berbagai penugasan yang diberikan
selama KBM).
Self-assessment:
6.
Tentang kualitas dirinya sebagai sahabat sejati.
7.
Tentang kesiapannya untuk berpacaran.
|
27 JP
(9 x 3
JP)
|
Alkitab, Standar Isi,
Buku Siswa, Buku Guru, koran/majalah, buku tentang persahabatan, buku tentang
pacaran, buku tentang adat istiadat yang ada di Indonesia
|
|
|||||
1.4
Mengakui peran Roh Kudus dalam membaharui kehidupan orang
beriman.
2.4 Bersedia hidup baru sebagai wujud percaya pada peran Roh Kudus sebagai pembaharu
3.4 Menjelaskan peran Roh Kudus dalam membaharui kehidupan orang beriman
4.4.1.
Memberikan kesaksian tentang peran Roh Kudus sebagai pembaharu
4.4.2.
Mengkaji bagian Alkitab yang berbicara mengenai peran Roh Kudus
dalam membaharui kehidupan orang beriman
dari kitab Kisah Rasul
|
-
Peran Roh Kudus bagi orang percaya
|
Mengamati
· Mengamati seberapa jauh
kotbah di gerejanya membahas tentang peran Roh Kudus.
Mempertanyakan
· Mempertanyakan peran Roh Kudus dan perannya dalam
kehidupan keluarga, gereja dan masyarakat.
Mengeksplorasi
· Mengkaji peran Roh
Kudus berdasarkan ayat-ayat Alkitab sebagai berikut:
-
Roma 15:1-5
-
Markus 13: 11
-
Yohanes 14:16-17, 26; 16:13
-
Roma 5:5; 8:14
-
1 Korintus 12: 7-11
-
Efesus 1: 14
-
Galatia 5: 18
· Menyimak penjelasan
tentang pentingnya menyerahkan diri dalam pimpinan Roh Kudus dan membiarkan
Roh Kudus membimbing ke arah hidup yang benar (menyelesaikan konflik, tidak
mementingkan diri sendiri, hidup berkenan di hadapan Allah dan sesama).
Mengasosiasikan
Membuat daftar
beberapa bagian Alkitab yang menulis tentang pembaruan hidup oleh Roh Kudus.
Pada tiap bagian Alkitab yang dipilih, peserta didik membuat komentar.
Misalnya Roma 8:1-17: Hidup oleh Roh.
Mengomunikasikan
·
Menuliskan doa yang menunjukkan keyakinannya pada Roh Kudus yang
mengarahkan hidupnya ke arah yang
benar.
· Membuat evaluasi diri dalam satu
minggu terakhir, apakah ia mampu berpikir, berkata dan
bertindak sesuai dengan bimbingan Roh Kudus; jika tidak, apa alasannya. Hasil evaluasi ini diperlihatkan di kelas sebagai masukan untuk terus
memperbaiki gaya hidup dan meningkatkan iman percayanya.
|
Tes:
1. Sebutkan apa saja peran
Roh Kudus untuk kehidupan orang percaya.
Tugas:
2. Penilaian terhadap karya, yaitu
daftar bagian Alkitab dan komentar yang diberikan.
Portofolio:
3. Penilaian terhadap
kelengkapan peserta didik mengerjakan tugas wawancara.
4. Penilaian terhadap
kelengkapan peserta didik mengerjakan tugas melakukan kajian terhadap bagian
Alkitab tentang peran Roh Kudus.
5. Penilaian terhadap
kelengkapan peserta didik mengerjakan tugas merumuskan langkah-langkahnya
dalam menyaksikan peran Roh Kudus bagi dirinya, keluarganya, gerejanya, dan
masyarakat/ lingkungannya.
Self-assessment:
6. Evaluasi diri peserta
didik apakah sikap hidupnya telah
menunjukkan kebergantungannya pada bimbingan Roh Kudus.
|
18 JP
(6 x 3
JP)
|
Alkitab, Standar Isi,
Buku Siswa, Buku Guru, buku tentang peran Roh Kudus (Dogmatika)
|
1.5 Mensyukuri keberadaan Allah sebagai pembaharu
kehidupan manusia dan alam.
2.5 Merespon keberadaan Allah sebagai pembaharu dalam relasi dengan sesama manusia dan alam.
3.5 Memahami keberadaan Allah sebagai pembaharu
kehidupan manusia dan alam.
4.5.
Mengekspresikan diri sebagai pribadi
yang mengalami pembaharuan.
|
1.
Keberadaan Allah sebagai pembaharu kehidupan.
2.
Karya Allah dalam membaharui kehidupan.
3.
Peran remaja Kristen dalam pembaharuan hidup manusia dan alam.
|
Mengamati
· Mengamati
lingkungan sekitar sambil merenungkan, apakah semua yang terjadi di alam
adalah karena kebetulan, atau karena Allah yang Mahakuasa mengambil peranan
penting?
Mempertanyakan
· Mempertanyakan bagaimana Allah membaharui kehidupan alam dan manusia.
Mengeksplorasi
· Dalam kelompok, membahas bagian Alkitab yang menulis tentang
Allah yang membaharui hidup manusia dan alam.
· Mengkaji cerita inspiratif dan menarik
korelasi (hubungan) dengan pengalaman pribadi mereka. Cerita inspiratif bisa
dari dalam Alkitab ataupun cerita lainnya tentang Tokoh Humanis atau para
pekabar Injil. Inti cerita tentang Pembaruan Hidup.
· Membahas bagian Alkitab mengenai Allah yang membaharui hidup manusia dan alam. (Jika memungkinkan,
peserta didik dapat menonton bersama film tentang Kisah Nuh.). Diambil dari teks Yeremia 1: 4-10 tentang
Yeremia yang diangkat oleh Allah untuk mencabut dan merubuhkan, membinasakan
dan meruntuhkan, membangun dan menanam, atau dengan kata lain membuang yang
rusak dan menghasilkan pembaharuan.
Mengomunikasikan
· Membuat tulisan pendek atau karya
kreatif lainnya tentang peran remaja Kristen dalam turut serta mendukung
pembaharuan hidup manusia dan alam. Tulisan atau karya tersebut dibahas dalam
1 kali pertemuan (dibacakan atau dipresentasikan) (Contoh karya kreatif:
tulisan, lukisan, puisi, doa, karya seni lainnya).
|
Tes
1.
Tentang arti Allah sebagai
pembaharu kehidupan
2.
Contoh-contoh bagaimana Allah membaharui kehidupan
Tugas:
3. Diskusi tentang apa
saja masalah yang dihadapi sebagai remaja.
4. Diskusi tentang
bagaimana Allah membaharui kehidupan.
Portofolio:
5. Dari berbagai
penugasan yang diberikan selama KBM)
Penilaian yang
dilakukan dalam bentuk karya dan tes tertulis. Guru menilai karya tulis atau karya kreatif
lainnya mengenai peran remaja
Kristen dalam mendukung pembaruan hidup manusia dan alam. Sedangkan tes
tertulis dilakukan dengan cara meminta peserta
didik menguraikan tentang Allah yang membaharui alam dan lingkungan hidup dengan mengacu pada
kisah Air Bah dan Nuh dan kisah Yeremia.
|
18 JP
(6 x 3
JP)
|
Alkitab, Standar Isi,
Buku Siswa, Buku Guru, buku tentang hakekat Allah (Dogmatika)
|
Satuan Pendidikan :
SMA
Kelas /Semester : XI
Kompetensi Inti*
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3: Memahami,
menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI 4: Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
Kompetensi Dasar
|
Materi Pokok
|
Pembelajaran
|
Penilaian
|
Alokasi Waktu
|
Sumber Belajar
|
1.1 Mengakui peran
Allah dalam kehidupan keluarga.
2.1 Mengembangkan perilaku tanggung jawab sebagai wujud dari
pengakuan terhadap peran Allah dalam kehidupan keluarga.
3.1 Menjelaskan peran Allah dalam kehidupan keluarga.
4.1. Bersaksi tentang peran Allah dalam keluarganya..
|
Keluarga dan Modernisasi
-
Peran Allah
dalam kehidupan keluarga
-
Hakikat keluarga
-
Makna keluarga yang bertumbuh.
|
Mengamati
·
Melakukan pemetaan pikiran (mind
mapping) tentang kehidupan manusia berdasarkan sumber belajar yang
dimilikinya (buku, artikel majalah/koran, internet, dsb.).
Mempertanyakan
· Mempertanyakan
apa yang diinginkan remaja sebaya dari orangtua dan keluarga dan apa yang
diinginkan orangtua dan keluarga dari remaja.
Mengeksplorasi
· Menganalisis
hasil penelitian tentang apa yang diinginkan remaja sebaya dari orangtua dan
keluarga.
Mengasosiasikan
· Hasil
penelitian dibandingkan dengan apa yang Allah inginkan dari keluarga,
berdasarkan penjelasan guru. (Guru
membahas peranan keluarga besar dalam proses sosialisasi dan pendidikannya).
Mengomunikasikan
· Membagikan pengalamannya tentang peranan orangtua dan
keluarga besar dalam proses pendidikannya.
· Melakukan
simulasi tentang peranan orangtua dalam pendidikannya.
· Menjelaskan
pengertian keluarga dan apa peran Allah untuk keluarga.
|
Tes:
1.
Tes tertulis tentang pesan Alkitab mengenai keluarga.
2.
Tes tertulis mengenai peranan Allah dalam kehidupan keluarga.
Tugas
Peserta didik melaporkan hasil pengamatannya tentang keluarga.
Peserta didik melaporkan hasil
penelitiannya tentang harapan remaja untuk orangtua dan keluarga.
.
|
21 JP (7 x 3 JP)
|
Alkitab,
Buku siswa, Buku guru
Standar
Isi, Referensi yang menunjang materi (artikel majalah, buku2 lainnya)
|
1.2
Menghayati nilai-nilai Kristiani
dalam kehidupan keluarga agar siap menghadapi gaya hidup modern
2.2
Mewujudkan
nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan keluarga untuk menghadapi gaya hidup
modern.
3.2. Menjelaskan pentingnya nilai-nilai Kristiani dalam
kehidupan keluarga untuk menghadapi gaya hidup modern.
4.2. Berperan aktif mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam
kehidupan keluarganya untuk
menghadapi gaya hidup modern.
|
- Nilai-nilai
Kristiani
dalam kehidupan modern
|
Mengamati
· Mengamati tentang kehidupan modern
untuk menemukan apa ciri-cirinya.
Mempertanyakan
·
Mempertanyakan tentang hubungan
antara nilai-nilai kristiani dan sikap menghadapi gaya hidup modern? (bisa
dalam definisi
tentang gaya hidup modern, contoh penerapan nilai-nilai kristiani dalam
menghadapi gaya hidup modern, dan dampaknya terhadap kehidupan
keluarga).
Mengeksplorasi
· Mengidentifikasi
ciri-ciri gaya hidup modern di kalangan kehidupan keluarga
masa kini dan merumuskan
ciri-ciri gaya hidup modern.
· Melakukan
percakapan/wawancara dengan kakek-nenek (atau orang lanjut usia yang bisa
ditemui) dan menanyakan apa kesannya tentang kehidupan modern saat ini, apa
bedanya dengan kehidupannya di puluhan tahun yang lalu.
· Mengkritisi
dampak positif dan negatif modernisasi
yang mempengaruhi kehidupan keluarga.
· Mengkritisi gaya hidup modern yang
bertentangan dengan nilai-nilai kristiani dalam
kelompok-kelompok kecil. Bisa menggunakan ayat-ayat Alkitab di bawah ini:
-
1 Timotius 4:12
-
1 Timotius 4:8
-
Galatia 5 : 18-26
-
Roma 12: 2;
-
1 Korintus 15:33
-
1 Timotius 4: 12
-
Roma 12 : 1-2
-
1 Korintus 15 : 33
Mengasosiasikan
· Menyimpulkan apa saja
yang harus dilakukan sebagai anggota keluarga di tengah gaya hidup modern.
· Mengidentifikasi
peranan keluarga di tengah modernisasi dalam kehidupannya.
Mengomunikasikan
· Menjelaskan
peran keluarga dalam kaitannya dengan pengaruh modernisasi.
· Menjelaskan
pengaruh modernisasi serta mengaitkannya dengan kehidupannya. Guru memberikan evaluasi dan penegasan
(afirmasi) terhadap hasil analisis
kritis yang dilakukan peserta didik dalam melihat dampak modernisasi.
Misalnya, dampak teknologi komunikasi elektronik dan digital mengurangi
frekuensi pertemuan secara fisik antar anggota keluarga, dan contoh lainnya.
|
Tes
1. Tes
tertulis tentang pengertian modernisasi dan dampaknya bagi kehidupan
keluarga.
2. Tes
tertulis tentang bentuk-bentuk pergumulan keluarga di tengah modernisasi dan
cara mengatasinya.
3. Tes tertulis tentang peran nilai-nilai kristiani di tengah gaya
hidup modern
Tugas
1.
Peserta didik melaporkan hasil wawancaranya
terhadap kakek-nenek (atau orang lanjut usia lainnya) dalam bentuk tabel yang membandingkan
kehidupan puluhan tahun yang lalu, dengan kehidupan modern. Dalam tabel dapat
dimasukkan tentang pengasuhan anak, kesempatan bersekolah untuk wanita, jenis
pekerjaan, dsb. yaitu yang menucul dari hasil wawancara.
2. Peserta didik diminta melakukan
pengamatan tentang gaya hidup modern melalui televisi,
koran, atau pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Lalu hasil pengamatan
dilaporkan/dipresentasikan (media dapat berupa power point, kliping, kolase,
majalah dinding).
3.
Dari pengerjaan tugas di butir 2, secara kelompok peserta didik
membuat usulan perbaikan agar terjadi peningkatan kualitas keluarga seturut
dengan nilai-nilai Kristiani yang dipelajarinya.
4.
Peserta didik menuliskan dampak positif dan
negatif modernisasi yang mempengaruhi kehidupan keluarga.
Hasil Karya
Peserta
didik bermain peran tentang membiasakan diri mewujudkan nilai-nilai
Kristiani dalam menerapkan nilai-nilai
kristiani ( guru menilai aspek isi, alur, penokohan,
ekspresi, dan penghayatan).
Peserta didik melaporkan hasil pengamatannya terhadap gaya
hidup modern dan dampaknya terhadap kehidupan keluarga lalu menuliskan
analisis kritisnya terhadap fakta yang ditemukan.
Peserta didik membuat sebuah cerita dengan tema “KELUARGA KRISTEN DI TENGAH
MODERNISASI” sebagai bentuk ungkapan pemahaman akan iman Kristen yang dewasa.
|
30 JP
(10 x 3 JP)
|
Alkitab, Buku siswa, Buku
guru,
Standar Isi, Referensi yang
menunjang materi (artikel majalah, buku2 lainnya)
|
1.3 Mengakui peran keluarga dan sekolah sebagai lembaga
pendidikan utama dalam kehidupan
modern
2.3 Bersikap kritis dalam menyikapi
peran keluarga
dan sekolah sebagai lembaga pendidikan dalam kehidupan modern
3.3 Menganalisis peran keluarga
dan sekolah sebagai lembaga pendidikan dalam kehidupan modern
4.3.
Membuat
refleksi tentang peran keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan dalam
kehidupan modern
|
-
Keluarga
dan Sekolah sebagai lembaga pendidikan utama
|
Mengamati
· Mengamati peran keluarga dan sekolah, dan pentingnya komunikasi antara keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
utama.
Mempertanyakan
· Mempertanyakan
peran keluarga dan sekolah bagi seorang remaja.
Mengeksplorasi
· Mengidentifikasi
tugas anggota keluarga dalam
menerapkan tanggungjawabnya dalam kehidupan modern.
Mengasosiasikan
· Merumuskan
hakekat dan peran keluarga dan sekolah
sebagai lembaga pendidikan utama.
Mengomunikasikan
·
Mengajak orangtua membuat janji komitmen partisipasi
orangtua dalam proses pendidikannya.
|
Tes:
1.
Tes tertulis tentang hakekat keluarga dan sekolah
sebagai lembaga pendidikan utama.
2.
Tes tertulis tentang peran keluarga dan sekolah sebagai
lembaga pendidikan utama dalam kehidupan modern.
3.
Tes tertulis tentang tugas dan tanggung jawab anggota
keluarga di tengah kehidupan modern
Hasil Karya:
Peserta didik membuat karya
tulis tentang “Keluarga dan Sekolah sebagai Lembaga Pendidikan Utama”
|
24 JP
(8 x 3 JP)
|
Alkitab, Buku siswa, Buku
guru,
Standar Isi, Referensi yang
menunjang materi (artikel majalah, buku2 lainnya)
|
1.4
Mengakui
bahwa perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi adalah anugerah
Tuhan.
2.4.
Bersikap kritis dalam menghadapi
perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengacu pada
Alkitab.
3.4 Mengidentifikasi perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan mengacu pada Alkitab.
4.4. Membuat karya untuk mengkritisi perkembangan kebudayaan,
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengacu pada Alkitab.
|
- Kebudayaan,
ilmu pengetahuan dan teknologi adalah Anugerah Tuhan
|
Mengamati
·
Mengamati dan melakukan
studi kasus dari pengalaman dan berbagai sumber belajar lainnya tentang
kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai anugerah Tuhan.
Mempertanyakan
· Mempertanyakan
apa wujud kebudayaan,
ilmu pengetahuan dan teknologi yang merugikan kehidupan dan iman manusia.
Mengeksplorasi
·
Mendiskusikan kearifan lokal yang dapat dianggap sebagai
kebudayaan yang mampu menjadi filter kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah dirusak oleh
dosa.. Misalnya, filosofi Jawa “alon-alon
asal kelakon” yang bermaksud menekankan kehati-hatian dapat dipakai
mengatasi budaya serba instan. Gotong royong yang dapat dipakai mengatasi
individualisme, dsb.
·
Bandingkan (ayat Alkitab)
-
Matius 5:13-16
-
1 Korintus 10: 23
-
1 Yohanes 2:15-16
-
Kejadian 11:1-9
·
Menyikapi perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi
yang mengacu pada Alkitab.
Mengasosiasikan
·
Merumuskan pengaruh dosa dari
perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti:
keserakahan, ketidakmampuan menguasai diri,
kesombongan di hadapan Allah, dsb.
Mengomunikasikan
·
Membuat poster, puisi, artikel di majalah dinding, lirik lagu,
dsb. yang isinya membuat masyarakat menyadari bahaya larut dalam kebudayaan
populer padahal belum tentu hal itu sesuai dengan nilai-nilai kristiani.
|
Tes:
Tes tertulis tentang makna kebudayaan
sebagai anugerah Allah.
Tes tertulis tentang mengkritisi perkembangan
kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengacu pada Alkitab.
Tugas
Peserta didik membuat kliping dari gambar-gambar yang berkaitan dengan
kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengkritisinya dengan
mengacu pada Alkitab (sumber data dari artikel, majalah, koran)
|
24 JP
(8 x 3 JP)
|
Alkitab, Buku siswa, Buku
guru
Standar Isi, Referensi yang
menunjang materi (artikel majalah, buku2 lainnya)
|
Satuan Pendidikan :
SMA
Kelas /Semester : XII
Kompetensi Inti*
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya
KI 2: Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan duniaKI 3: Memahami,
menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah,
menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar
|
Materi Pokok
|
Pembelajaran
|
Penilaian
|
Alokasi Waktu
|
Sumber Belajar
|
||
1.1
Menerima HAM sebagai anugerah Allah
2.1
Mengembangkan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai HAM
3.1.1. Memahami arti HAM
dan hubungannya dengan tuntutan keadilan yang Allah kehendaki
3.1.2. Menganalisis berbagai pelanggaran HAM di Indonesia yang
merusak kehidupan dan kesejahteraan manusia.
4.1 Menerapkan sikap dan perilaku yang
mengharagai HAM.
|
Pembawa damai sejahtera
-
HAM sebagai anugerah Tuhan
|
Mengamati
·
Mengamati sedikitnya 5 peristiwa di masyarakat yang menunjukkan
kualitas HAM di Indonesia. Boleh memakai artikel yang disediakan guru,
misalnya, tentang tabrak lari, atau artikel lain yang menggambarkan
kesewenang-wenangan pihak yang berkuasa), dan membuat penilaian, seberapa
jauh masyarakat Indonesia sudah menerapkan HAM.
Mempertanyakan
·
Mempertanyakan tentang HAM.
Mengeksplorasi
Membuat
analisis: Mengapa pembahasan tentang HAM relevan untuk orang Kristen. (
dibantu dengan ayat Alkitab yang dianggap tepat untuk mendukung ide ini.)
Mengasosiasikan
Menjelaskan arti dan nilai-nilai HAM.
Mengomunikasikan
· Membuat dua proyek untuk menerapkan
nilai-nilai HAM dalam kehidupan keluarganya.
· Membuat pernyataan tekad: akan
berperan serta dalam penegakan HAM dalam lingkungannya sehari-hari, termasuk
lingkungan keluarga dan sekolah.
· Bersikap kritis dalam mewujudkan
nilai-nilai HAM dalam masyarakat dengan mengacu pada teks Alkitab.
|
Tes:
Tes
tertulis tentang penjelasan mengapa HAM adalah anugerah Allah.
Tes
tertulis tentang contoh-contoh perilaku yang mencerminkan nilai-nilai HAM.
Tugas:
Seminggu
setelah pembahasan materi ini, peserta didik
diminta membuat laporan, apa saja tindakan penegakan HAM yang sudah dilakukannya.
Guru memberikan ulasan terhadap laporan ini.
Hasil Karya
Peserta didik diminta
membuat kliping tentang pelanggaran-pelanggaran HAM yang merusak kehidupan
dan kesejahteraan manusia (sumber data /gambar-gambar dapat diambil melalui
artikel, majalah, internet) dan dikritisi.
Peserta didik
diminta membuat 2 proyek untuk menerapkan nilai-nilai HAM dalam kehidupan
keluarganya.
|
21 JP
(7 x 3
JP)
|
Alkitab, Buku siswa, Buku
guru
Standar Isi, Referensi yang
menunjang materi (artikel majalah, buku2 lainnya)
|
||
Kompetensi Dasar
|
Materi Pokok
|
Pembelajaran
|
Penilaian
|
Alokasi Waktu
|
Sumber Belajar
|
||
1.2 Mensyukuri pemberian Allah dalam multikultur
2.2 Mengembangkan sikap dan perilaku yang menghargai
multikultur
3.2.
Memahami nilai-nilai demokrasi yang
lahir dalam budaya lokal.
4.2 Menerapkan sikap dan perilaku yang menghargai multikultur
|
- Multikultur adalah
pemberian Allah
|
Mengamati
· Membaca
artikel tentang penyerangan terhadap kelompok tertentu oleh kelompok lainnya,
dan menjawab pertanyaan tentang artikel tersebut. (Pertanyaan dibuat oleh
guru)
Mempertanyakan
· Mempertanyakan
motivasi orang Samaria berbuat baik seperti dibaca di Lukas 10: 25-37.
Mengeksperimen/mengeksplorasi
· Membaca “Bahaya Eksklusivisme dalam
masyarakat multikultural,” lalu membuat rumusan/ usulan, apa yang harus dilakukan untuk bersikap
inklusif sebagai lawan dari bersikap eksklusif.
· Menelaah
pluralisme dari perspektif Alkitab misalnya orang Samaria berbuat baik seperti dibaca di Lukas 10: 25-37
· Dari
berbagai sumber belajar, merumuskan tentang pengertian pluralisme, dan pentingnya
hal ini dipraktikkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Mengasosiasikan
· Menelaah
ras, etnis, dan gender dari perspektif Alkitab.
Mengomunikasikan
· Menjelaskan
tentang multikulturalisme.
· Mempraktikkan
dan memperjuangkan keadilan ras, etnis, dan gender.
|
Tes
Tes tertulis tentang artinya
multikultur sebagai pemberian Allah.
Tes tertulis tentang bentuk-bentuk
perilaku yang menghargai multikultur.
Self-asessment:
Peserta didik diminta merefleksikan dalam bentuk tulisan, seberapa jauh ayat Alkitab dan
materi ini menolongnya untuk menjadi murid Kristus yang lebih baik.
Portofolio:
Peserta
didik diminta mengumpulkan data dari berbagai sumber berita, tentang penyerangan
yang dilakukan (penerapan sikap eksklusif) dan perlindungan/ penerimaan
(penerapan sikap inklusif), dan membuat rangkuman, seberapa jauh masyarakat
Indonesia /dunia, sudah menerapkan sikap inklusif dalam kehidupan bersama.
Rangkuman harus diakhiri dengan pernyataan sikap secara pribadi, apa yang ia
akan lakukan untuk memomulerkan sikap inklusif sesuai dengan apa yang Yesus
teladani.
|
21 JP
(7 x 3
JP)
|
Alkitab, Buku siswa, Buku
guru
Standar
Isi, Referensi yang menunjang materi (artikel majalah, buku2 lainnya)
|
||
Kompetensi Dasar
|
Materi Pokok
|
Pembelajaran
|
Penilaian
|
Alokasi Waktu
|
Sumber Belajar
|
||
1.3 Menghayati kasih Allah kepada semua orang yang diwujudkan
dalam nilai-nilai demokrasi pada konteks lokal dan global.
2.3 Menunjukkan nilai-nilai
demokrasi pada konteks lokal dan global.
3.3.1 Menjelaskan makna nilai-nilai demokrasi
pada konteks lokal dan global dengan
mengacu pada teks Alkitab.
3.3.2 Menjelaskan peranan gereja dan orang
Kristen dalam
menegakkan demokrasi dan
HAM di Indonesia.
4.3 Menalar
nilai-nilai demokrasi pada konteks lokal dan global dengan mengacu pada teks
Alkitab.
|
-
Nilai-nilai demokrasi
|
Mengamati
· Menceritakan pengalaman
berdemokrasi: ikut serta dalam musyawarah dan mufakat di tingkat
keluarga, RT/RW, sekolah, gereja, mengikuti Pilkada dan Pemilu.
Mempertanyakan
· Mempertanyakan arti dan nilai-nilai
demokrasi.
Mengeksplorasi
· Mengkaji arti dan nilai-nilai
demokrasi menurut beberapa teori dan dibandingkan dengan demokrasi yang
diajarkan dalam Alkitab.
· Membaca tentang pemilihan Matias dan
Stefanus dalam Kisah Para Rasul (bahwa demi kesejahteraan orang banyak, ada
orang-orang yang dipilih dengan persetujuan orang banyak juga, dan Matias
serta Stefanus bekerja dengan baik karena sangat bertanggung jawab untuk
tugas dan pelayanannya) dan menemukan prinsip demokrasi.
· Mengkritisi praktek demokrasi di
daerahnya dan mendiskusikannya dalam kelas.
Mengomunikasikan
· Menyampaikan
hasil kajian tentang arti
dan nilai-nilai demokrasi menurut beberapa teori yang dibandingkan dengan
demokrasi yang diajarkan dalam Alkitab.
· Mengumpulkan
gambar-gambar tokoh demokrasi baik lokal maupun dunia dan menuliskan kesan
mereka terhadap tokoh tersebut, apa yang mereka sukai dan pembelajaran
demokrasi apa yang mereka dapat. (Minimal 4 tokoh). Dari semua tokoh itu,
jika diminta memilih, dia ingin menjadi seperti siapa dan mengapa? (Contoh:
Misalnya ia memilih Soekarno, mengapa ia memilihnya).
|
Tes:
1. Tes
tertulis tentang arti demokrasi dan mengapa demokrasi penting.
2. Tes
tertulis tentang perspektif Alkitab mengenai demokrasi.
Tugas:
1.
Melakukan pengamatan tentang praktek demokrasi di
lingkungannya dan melaporkannya.
2.
Membuat makalah 2 halaman (500 – 700 kata) tentang
mengapa demokrasi cocok diterapkan di negara Indonesia.
3.
Membuat makalah yang berisi penjelasan, mengapa
demokrasi sejalan dengan nilai-nilai Kristiani.
Portofolio:
1.
Kliping tentang tokoh-tokoh dunia yang digulingkan
karena tidak menerapkan demokrasi di negaranya. Kliping diakhiri dengan
analisis, mengapa mereka dianggap pemimpin yang gagal.
2.
Kliping tentang tokoh-tokoh dunia (maupun lokal) yang
dijadikan panutan untuk penerapan demokrasi yang membawa kesejahteraan bagi
orang banyak. Kliping diakhiri dengan analisis, mengapa mereka mau menerapkan
demokrasi, dan dianggap pemimpin yang berhasil.
|
21 JP
(7 x 3
JP)
|
Alkitab, Buku siswa, Buku
guru
Standar
Isi, Referensi yang menunjang materi (artikel majalah, buku2 lainnya)
|
||
Kompetensi Dasar
|
Materi Pokok
|
Pembelajaran
|
Penilaian
|
Alokasi Waktu
|
Sumber Belajar
|
||
1.4 Menghayati perannya sebagai
pembawa damai sejahtera dalam kehidupan sehari-hari.
2.4.
Mengembangkan perilaku sebagai pembawa
damai sejahtera dalam kehidupan sehari-hari.
3.4. Menguraikan perannya sebagai pembawa damai
sejahtera dalam kehidupan sehari-hari
selaku murid Kristus.
4.4.
Proaktif sebagai
pembawa damai sejahtera selaku murid Kristus
|
-
Menjadi pembawa damai sejahtera
|
Mengamati
· Mengamati
dari berbagai sumber belajar, apakah kehidupan dalam kondisi damai sejahtera
dirasakan di masyarakat.
Mempertanyakan
· Mempertanyakan
apa yang membedakan orang Kristen dengan umat lainnya. Intinya, murid Kristus dikenali karena
tindakan kasih yang tidak mengharapkan balasan (Yohanes 13: 33-35).
Mengeksplorasi
· Mengkritisi:
Apa yang akan terjadi bila setiap orang Kristen dibiarkan hidup semau-maunya,
tanpa mengindahkan perintah Tuhan Yesus untuk saling mengasihi?
Mengasosiasikan
· Menjelaskan
dengan kata-kata sendiri makna damai sejahtera dari perspektif Alkitab.
Mengomunikasikan
· Merancang
program yang menunjukkan sikap menghargai sesama.
· Membuat
program untuk 3 bulan ke depan: mempraktekkan damai sejahtera dalam kehidupan
sehari-hari, dengan mempertimbangkan: Kalau bukan kita yang mewartakan kasih
Kristus, siapa lagi? Kita disini adalah seluruh murid Kristus, bukan hanya
mereka yang berprofesi sebagai pendeta atau penginjil dan guru Agama Kristen.
|
Tes:
Tidak perlu ada tes untuk
materi ini
Tugas:
1. Unjuk
kerja yang memperlihatkan kondisi masyarakat tanpa damai sejahtera: boleh
puisi, karangan, patung, gambar/lukisan, dan sebagainya.
2. Menuliskan
komitmen untuk menjadi murid Kristus yang setia. Namun mereka juga harus
menuliskan, apa saja kira-kira yang akan menjadi hambatan untuk menjalankan
komitmen ini.
3. Membuat
program untuk 3 bulan ke depan: mempraktekkan damai sejahtera dalam kehidupan
sehari-hari.
|
21 JP (7
x 3 JP)
|
Alkitab,
Buku Siswa, Buku Guru, Standar Isi, koran/majalah
|
||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar