Pelajaran 12
KONSUMERISME
MATERIALISME,
DAN INDIVIDUALISME
A.
KONSUMERISME
Menurut kamus besar
bahasa indonesia, KONSUMERISME
adalah paham atau gaya hidup yang menganggap barang-barang sebagai ukuran
kebahagiaan, kesenangan, dan sebagainya. Tentunya paham atau gaya hidup seperti
ini jangan sampai ditumbuhkan dalam masyarakat karena akan lebih berdampak
negatif dalam realisasinya. Penganut paham ini biasanya disebut sebagai
konsumtif (arti kata konsumtif (consumtive) adalah boros).
B.
MATERIALISME
Materialisme adalah paham
dalam filsafat
yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil
interaksi material. Materi adalah satu-satunya substansi (penopang hidup manusia). Sebagai teori, materialisme termasuk paham ontologi monistik. Akan
tetapi, materialisme berbeda dengan teori ontologis yang didasarkan pada dualisme
atau pluralisme.
Dalam memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme
berseberangan dengan idealisme. Materialisme tidak mengakui adanya
entitas–entitas nonmaterial seperti tuhan, malaikat, setan, roh, dan
sebagainya.Hanya realitas satu-satunya adalah materi dan segala sesuatu
merupakan manifestasi dari aktivitas materi. Materi dan aktivitasnya bersifat
abadi.
Pada awalnya, materialisme
tidak mendapat banyak perhatian karena dianggap aneh dan mustahil. Baru pada
abad pertengahan abad 19, materialisme tumbuh subur sekali di Barat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut antara lain:
1.
Orang dengan
paham materialisme mempunyai harapan-harapan yang besar atas ilmu pengetahuan.
2.
Paham materialisme
berpegang pada kenyataan-kenyataan yang mudah dimengerti, bukan pada
dalil-dalil abstrak.
3.
Teori-teorinya
jelas berdasarkan teori-teori pengetahuan yang sudah umum.
Namun, paham materialisme banyak ditentang oleh para tokoh agama karena
terang-terangan tidak mengakui Tuhan.Seorang anti-materialisme bernama
Friedrich Paulsen berkata “Kalau materialisme itu benar, maka segala sesuatu di
dunia ini akan dapat diterangkan, termasuk bagaimana atom membentuk teori
materialisme itu sendiri yaitu dapat berfikir dan berfilfasaf”.tenyata hal itu
sama sekali tak dapat diterangkan oleh kaum materialisme.
Filsafat materialisme inilah yang mempengaruhi filosof alam dalam
menyelidiki asal-usul kejadian alam ini. Di antara filosof-filosof alam
tersebut adalah:
- Thales (625-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah air.
- Anaximandros (610-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah apeiron, yaitu unsur yang tak terbatas.
- Anaximenes (585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah udara.
- Heraklitos (540-475 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah api.
- Demokritus (460-360 SM) berpendapat bahwa hakikat alam adalah atom-atom yang amat banyak dan halus. Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian alam semesta.
C.
INDIVIDUALISME
Pengertian Individualisme merupakan satu falsafah yang
mempunyai pandangan moral, politik atau sosial yang
menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggungjawab dan kebebasan
sendiri. Seorang individualis akan melanjutkan percapaian dan kehendak
peribadi. seseorang individualis tidak terikat kepada takat moral yang diguna
pakai oleh masyarakat dan individualis adalah bebas untuk mementingkan diri
sendiri, hidup dengan altruisme atau apa-apapun cara hidup yang mereka gemar
tanpa memedulikan orang lain, dan bahkan sampai melupakan kodrat mereka sebagai
makhluk social. Sikap hidup seperti inilah yang dapat memudarkan solideritas
dan kesetiakawanan sosial, musyawarah mufakat, gotong royong dan sebagainya.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Individualisme adalah gabungan dari 2 buah
kata yaitu individual=pribadi dan isme=faham dalam arti besar merupakan satu
paham yang menerangkan bahwa seseorang yang mementingkan haknya pribadi tanpa
memperhatikan orang lain.
Menurut Alkitab Keluaran 20:3 “Tetapi pada waktu malam Allah datang
kepada Abimelekh dalam suatu mimpi serta berfirman kepadanya: "Engkau
harus mati oleh karena perempuan yang telah kauambil itu; sebab ia sudah
bersuami."
Yakobus 1:8 “Sebab orang yang
mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya”.
Hubungan Konsumerisme Materialisme, Dan Individualisme dengan Globalisasi dan Modernisasi.Pandangan
hidup seperti hedonisme, konsumerisme, dan individualisme tidak terlepas dari
proses globalisasi dan modernisasi. Dalam era globalisasi dan modernisasi ini,
hampir semua orang mengutamakan kesenangan semata, konsumsi dalam skala besar,
dan pencapaian benda-benda materi dalam segala upaya. Untuk mencapai semua yang
diinginkannya itu segalah usaha akan dilakukan, walaupun harus mengorbankan
banyak hal yang dimilikinya.
Dalam kaitannya dengan hedonisme, di era globalisasi dan modernisme ini mencapai kenikmatan atau kesenangan semata adalah tujuan mutlak. Hedonisme sendiri bermakna bahwa pemujaan terhadap kesenangan dan kenikmatan dunia harus dikejar, dan itulah tujuan hidup yang paling hakiki bagi manusia. Hal ini menyebabkan perilaku manusia sebagai konsumen semakin menggila, yaitu Perilaku yang mengatas-namakan merk, kekuasaan, dan kenikmatan sesaat. Dampak negatifnya, muncul ideologi bahwa formalitas kini menjadi segalanya, hal terpenting bagi dirinya adalah images yang di mana mereka dapat menyalurkan hasrat. Contoh tindakan hedonisme dalam era globalisasi ini muncul dalam beragam tindakan aktivitas, mulai dari penomorsatuan sebuah merk, hingga free sex.
Sama halnya dengan hedonisme, globalisasi dan modernisasi juga mampu menyebarkan ideologi konsumerisme. Hal ini dikarenakan perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin pesat sehingga segala sesuatu sangat mudah untuk didapatkan. Perkembangan teknologi, misalnya perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
Dewasa
ini Bisa kita lihat bahwa kebutuhan yang dibeli atau di konsumsi adalah
barang-barang yang menurut pandangan mereka adalah barang-barang yang “mewah”
misalnya kulkas, televisi, radio, tape-corder, kompor gas, bahan, alat-alat
masak dan makanan-makanan (supermi dan sejenisnya, snack dan sebagainya).
Pembelian–pembelian tersebut begitu meriahnya, tanpa disadari pentingnya
setelah mereka membeli.
Saat melakukan pembelian barang-barang tersebut memang tidak akan menjadi beban yang bersangkutan manakala yang dibeli adalah bahan-bahan makanan/ minuman atau alat-alat masak yang tidak elektromik. Akan tetapi ternyata mereka sekarang membeli peralatan dan barang-barang yang tidak primer dan yang elektronik (Kulkas, TV misalnya), tidak terpikirkan bahwa setelah membeli dan memiliki akan mengandung biaya.
Saat melakukan pembelian barang-barang tersebut memang tidak akan menjadi beban yang bersangkutan manakala yang dibeli adalah bahan-bahan makanan/ minuman atau alat-alat masak yang tidak elektromik. Akan tetapi ternyata mereka sekarang membeli peralatan dan barang-barang yang tidak primer dan yang elektronik (Kulkas, TV misalnya), tidak terpikirkan bahwa setelah membeli dan memiliki akan mengandung biaya.
Biaya yang
ditanggung secara harian atau bulanan adalah biaya listrik, sementara
barang-barang tersebut kurang produktif untuk bisa menghasilkan uang secara
harian atau bulanan. Pembelian tersebut sekedar menghabiskan uang “dadakan”
yang tidak diperhitungkan beban selanjutnya setelah memiliki barang-barang
tersebut. Hal-hal tersebut merupakan sifat-sifat konsumerisme.
Proses
globalisasi dan modernisasi yang terjadi juga menciptakan pandangan hidup
lainnya, yaitu individualisme. Dengan adanya kemajuan teknologi dan pencampuran
budaya asing, telah mengubah paradigma seseorang yang menganggap bahwa mampu
memiliki benda atau materi yang lebih tinggi dari orang lainnya adalah tujuan
ia hidup di dunia ini. Usaha-usaha yang dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan
tersebut bahkan dilakukan tanpa perlu mengandalkan orang lain atau biasa
disebut dengan individualis. Orang-orang yang menganut pandangan ini menganggap
bahwa dirinya sendirilah yang menjadi kunci dalam kesuksesan dirinya sendiri
atau bahkan organisasi sekitarnya. Kehidupan menyendiri adalah salah satu ciri
kehidupan individualis.
Dampak
negatif dari pandangan hidup hedonisme, konsumerisme, dan individualisme
a. Banyak sekali dampak negatif yang tibul akibat
hedonisme antara lain :
1. Hedonisme membuat orang lupa akan
tanggungjawabnya karena apa yang dia lakukan semata-mata untuk mencari
kesenangan diri. Jika hal-hal tersebut mampu menggeser budaya bangsa Indonesia
maka sedikit demi sedikit Indonesia akan kehilangan jati diri yang
sesungguhnya.
2. Manusia akan memprioritaskan
kesenangan diri sendiri dibanding memikirkan orang lain, sehingga menyebabkan
hilangnya rasa persaudaraa, cinta kasih dan kesetiakawanan sosial.
3. Sikap egoisme akan semakin
membudaya, inilah bukti hedonisme yang menjadi impian kebanyakan anak muda.
4. Semakin berkembangnya sistem
kapitalis-sekuler karena sistem inilah yang menyebabkan hedonisme berkembang
secara pesat.
5. Merusak suatu sistem nilai kehidupan
yang ada dalam masyarakat sekarang, mulai sistem sosial, politik, ekonomi,
hukum, pendidikan sampai sistem pemerintahan.
6. Meningkatnya angka kriminalitas.
Tindak kriminal yang akhir-akhir ini marak terjadi kebanyakan dilatar belakangi
oleh sifat hedonisme manusia semata.
b. Komsumerisme
tidak terlepas dari yang namanya modernisasi. Seseorang yang sudah termasuk
didalam kategori konsumerisme ini sangat susah untuk menghindarinya, karena
mereka sudah menganggap bahwa mereka harus menjadi yang pertama diantara orang
lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dampak negative dari pola kehidupan
konsumtif adalah sebagai berikut:
1. Pemakaian
uang yang berlebihan atau boros.
2. Pemanfaatan
barang atau produk-produk yang tidak sesuai kebutuhan yang seharusnya
diharapkan.
3. Gangguan
pssikologis, dengan kebiasaan mengkonsumsi suatu hal yang berada diatas normal
menebabkan kecanduan akan benda tersebut, dan jika kebutuhan akan benda
tersebut tidak dapat terpenuhi maka akan menimbulkan gangguan psikologisnya.
4. Tindakan criminal, keinginan seseorang yang telah
tergabung
dalam pola
hidup konsumtif akan semakin buruk, jika yang bersangkutan tidak lagi
dapat memenuhi keinginnanya maka terpaksa ia harus melakukan tindakan kriminal,
seperti mencuri ataupun merampok.
c. Adapun
dampak negative yang dihasilkan dari pola hidup individualis, yaitu:
1. Kehilangan
rasa solidaritas terhadap sesame
2. Egoisme yang
tak terbatas
3. Terasingkan
dari kehidupan social
4. Kesulitan dalam bersosialisasi
Uji
Kompetensi
1. 1. Jelaskan
pengertian:
a. Konsumerisme
b. Materialisme
c. individualisme
2.
2. Tuliskan Dampak Negatif yang dihasilkan dari Pola
hidup individualisme?
3.3. Tuliskan
Hubungan Konsumerisme Materialisme, Dan Individualisme dengan Globalisasi dan Modernisasi ?
4 4. Tuliskan isi Nats
Alkitab Keluaran Keluaran
20:3, Yakobus 1:8?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar